Keesokan harinya, kami berencana mengunjungi dua air terjun di kawasan Buleleng, Bali Utara, yakni Gitgit dan Sekumpul. Apa daya, kami salah tempat. Memang air terjun yang kami datangi masih satu aliran dari Gitgit, tapi bukan ini yang hendak kami sambangi. Karena tidak punya banyak waktu untuk berbalik arah dan mencari Gitgit yang kami mau, kami pun melanjutkan perjalanan ke Sekumpul.
Pagi ini kami akan ke Kebun Raya Bali. Memangnya Bali punya Kebun Raya? Sebelumnya, kupikir cuma Bogor yang punya Kebun Raya yang terkenal. Ternyata untuk turis asing, Kebun Raya Bali pun cukup memikat.
Kami menginap semalam di Tumpang untuk istirahat setelah turun dari Semeru kemarin. Hari ini kami sudah harus berangkat lagi. Ya, seperti ini lah perjalanan darat kami. Kami mencoba menggunakan waktu dengan baik. Lalu setelah ini, kami akan ngubeg-ngubeg di mana? Setelah turun dari Gunungnya para dewa, kini kami melaju ke Pulaunya para dewa, Bali.
Saat itu sudah pukul sebelas malam. Alarm saya berbunyi keras. Rasanya mata ini sulit sekali dibuka. Malam itu terasa dingin. Begitu dinginnya hingga saya hanya bisa meringkuk di dalam sleeping bag. Kaki masih terasa kaku dan pegal karena perjalanan dari Ranu Kumbolo ke Kalimati. Tapi sebentar lagi saya dan Edhy harus siap-siap untuk melakukan summit attack. Summit attack adalah istilah yang digunakan para pendaki untuk melakukan pendakian akhir hingga sampai di titik puncak.
|
Archives
July 2016
Categories
All
|