Keesokan harinya, kami berencana mengunjungi dua air terjun di kawasan Buleleng, Bali Utara, yakni Gitgit dan Sekumpul. Apa daya, kami salah tempat. Memang air terjun yang kami datangi masih satu aliran dari Gitgit, tapi bukan ini yang hendak kami sambangi. Karena tidak punya banyak waktu untuk berbalik arah dan mencari Gitgit yang kami mau, kami pun melanjutkan perjalanan ke Sekumpul. Gitgit mungkin sudah terkenal di dunia pariwisata. Bagaimana dengan Sekumpul? Saya sendiri belum pernah dengar sebelumnya. Seperti biasa, jangan berekspektasi dengan hal-hal yang baru booming. Saya pun tidak memiliki ekspektasi apa-apa terhadap air terjun Sekumpul. Di tengah perjalanan, kami mampir sebentar untuk makan siang di Siobak Khelok. Lagi-lagi, ini adalah menu makanan dengan daging babi. Semacam nasi campur kalau di sini. Sepertinya kami dimanjakan sekali di Bali ini. Sulit untuk bisa makan hidangan dari daging babi yang khas di Bogor. Ada, tapi pilihannya sangat terbatas. Ketika sudah dekat dengan area air terjun Sekumpul, jalanan semakin sempit. Kami pun numpang parkir di halaman sebuah penginapan. Di saat bersamaan, kami sekalian melakukan pendekatan untuk mencari guide ke Sekumpul. Daripada salah jalan dan buang waktu, lebih baik pakai guide saja pikir kami. Kami pun kenalan dengan bli Gede. Setelah sepakat soal harga, kami pun mulai berjalan menuju lokasi air terjun. Perjalanan awal masih santai. Sampai akhirnya mulai turun lewat tangga dari semen. Hati-hati dalam melangkah ya, jarak antar anak tangga cukup tinggi soalnya. Kami tidak bisa melihat di mana anak tangga yang paling bawah. Kami sudah mulai berpikir, seperti apa nanti pulangnya bila turunnya saja sudah melelahkan seperti ini. hahaha Ketika sampai di anak tangga terakhir, kami masih harus berjalan sedikit menyusuri jalan setapak. Ternyata, air terjun di Sekumpul ini bukan hanya satu, tapi ada beberapa. Tempat ini begitu asri dan indah. Udara pun begitu sejuk dan segar di sini. Tidak banyak sampah. Mungkin karena lebih banyak turis asing dibanding turis domestik yang berkunjung ke sini. Oleh karena itu, tidak banyak sampah yang dibuang oleh makhluk-makhluk yang tidak bertanggung jawab. Kalau tidak percaya, ini kami ada buktinya loh. Ah, rasanya akan nikmat sekali berlama-lama di sini. Edhy istirahat sambil menikmati pemandangan air terjun dari dekat. Saya dan Ko Agus mencari sudut-sudut terbaik untuk mengabadikan keindahan tempat ini. Rasanya sangat nyaman di sini. Tapi kami tidak boleh terlalu lama di sini. Hari sudah mulai sore dan kami harus melanjutkan perjalanan ke Kintamani.
Sepertinya baru di tempat ini saya merasakan seperti apa rasanya lelah yang lunas terbayarkan. Meskipun lelah dan betis pegal-pegal, ada keinginan untuk datang ke tempat ini lagi dan lagi. (NE) |
Archives
July 2016
Categories
All
|