Selain pantai, Bali juga punya tempat menarik lainnya. Kali ini kami pergi ke sawah di Jatiluwih. Mungkin teman-teman bingung apa yang menarik dari sawah. Kalau sawah pada umumnya, mungkin memang biasa saja. Tapi sawah di Jatiluwih ini dilindungi oleh UNESCO loh. Seperti yang kita tahu, proses untuk diakui oleh UNESCO tidaklah mudah. Oleh karena itu, setiap lokasi yang memiliki logo UNESCO biasanya selalu menarik perhatian saya. Karena penilaian UNESCO ini tidak main-main, pasti dilihat dari segala aspek, ya sejarahnya, ya budayanya, ya konservasinya, ya semuanya. Kembali ke Jatiluwih. Sawah di Jatiluwih bukan sawah biasa. Sawah di sini merupakan sawah terasering atau lebih dikenal dengan sawah berundak. Sistem irigasinya dikenal dengan nama Subak. Di beberapa tempat lain di Bali pun ada sawah terasering yang biasa dikunjungi turis, tapi yang dilindungi oleh UNESCO hanya di Jatiluwih loh. Jadi, pastikan kalian mampir ke tempat ini ya. Jatiluwih bisa dicapai dalam waktu kurang lebih dua jam dari Denpasar dengan menggunakan kendaraan pribadi (mobil atau motor). Nah, karena dilindungi oleh UNESCO, tidak boleh ada bangunan permanen di dalam area sawah. Saya sendiri tidak dapat data pasti mengenai luas sawah di Jatiluwih ini, tapi untuk mencoba menggambarkannya, sejauh mata memandang, yang dilihat hanya sawah saja. Sangat luas, dan luar biasa indah. Sawah terasering di Bali ini terkenal loh hingga keluar negeri. Ketika saya berada di Swiss untuk magang di sektor pertanian di sana, saya pernah bertanya kepada boss saya apa yang ia tahu soal Indonesia. Ketika ia menjawab Bali, ia pun menyebutkan sistem sawah terasering. Dia sampai memuji kepintaran petani lokal mengenai sistem irigasi di sana. Karena kalau berbicara mengenai pertanian, sistem irigasi merupakan hal yang krusial dan perlu perhitungan secara matang. Mendengar pujian mengenai sawah subak di Bali dari orang luar negeri secara langsung menjadi kebanggaan tersendiri buatku. Waduh, lagi-lagi saya jadi banyak bercerita. Silahkan lihat foto-foto kami ketika mengunjungi Jatiluwih. Sayang sekali, saat itu kami terlambat datang. Padi-padi sudah dipanen. Akan jauh lebih indah bila kami datang tepat saat padi sudah menguning dan belum dipanen. Oleh karena itu, tips dari kami, kalau kalian ragu apakah kalian akan datang ke sana di waktu yang tepat, kalian bisa hubungi penginapan setempat. Oh ya, kami juga merekomendasikan untuk datang ke sini di sore hari, lalu menginap dan bangun pagi-pagi untuk melihat pemandangan menakjubkan beserta aktivitas petani di dalamnya. (NE)
|
Archives
July 2016
Categories
All
|