Setelah dari Malang, kami pun lanjut ke Jepara. Setibanya di Jepara, kami segera mengurus pembelian tiket kapal menyebrang ke Karimun Jawa untuk keesokan harinya. Sudah tak sabar rasanya. Karimun Jawa seperti menjadi salah satu lokasi wisata yang wajib dikunjungi di tanah Jawa. Keesokan harinya kami langsung menyeberang ke Karimun Jawa. Kami berencana menginap selama dua malam di sini. Hari pertama kami gunakan untuk mencari penginapan dan juga sewa kapal untuk bisa snorkel esok hari. Di hari pertama ini, kami merasakan pengalaman yang kurang mengenakkan. Meskipun banyak dikunjungi wisatawan, Karimun Jawa merupakan lokasi yang minim informasi. Ketika kami tiba, kami bingung mencari penginapan yang dekat dengan pelabuhan. Kami mencoba ke pusat informasi yang tidak jauh dari pelabuhan. Namun, kantornya tidak ada orang. Kemudian seorang tukang becak yang agak lanjut umurnya mendatangi kami dan menawarkan bantuan untuk mencari penginapan. Saya lupa namanya. Kami diantar ke homestay yang ternyata milik anaknya. Ia sedikit memaksa kami untuk menginap di sini karena sebenarnya kami mau cek penginapan lain. Selain itu, ia juga memaksa untuk membantu mencarikan kapal. Ada sesuatu yang kurang beres darinya. Tapi, karena sudah lelah, maka kami pun mencoba untuk menginap di homestay anaknya tersebut untuk semalam.
Saya dan Ko Agus pun memilih untuk ketemuan dengan pemilik dari kapal yang kami sewa besok. Kami berbincang sedikit mengenai rencana esok hari. Berangkat jam berapa, bisa beli bungkus makanan di mana, dan lain-lain. Selesai berbincang, kami foto-foto sedikit lalu kembali ke penginapan dan istirahat. Esok hari yang ditunggu pun tiba. Kami berangkat pagi untuk island hopping dan snorkeling. TIba di spot pertama, saya pun langsung nyemplung. Kecewa, ternyata terumbu karangnya tidak seindah yang saya harapkan. Ikan-ikannya pun hanya yang berukuran kecil. Sempat mencoba berkeliling lalu saya naik lagi ke kapal. Guide kami yang merangkap sebagai pengemudi kapal bertanya, “Bagaimana?”. Saya hanya geleng-geleng saja. SAya bertanya apakah ada spot lain yang lebih bagus dari ini dan ia pun menjawab ada. Maka kemudian kami segera pindah haluan menuju lokasi yang ia maksud. Tiba di spot kedua, saya sempat ragu. Karena sudah terbiasa mengunjungi lokasi snorkel yang bagus, biasanya saya bisa menebak kondisinya dari atas permukaan air. Tapi saya pun nyemplung lagi untuk memastikan. Hasilnya? Nihil. Kondisinya hampir sama dengan yang pertama tadi. Saya pun naik kapal lagi. Guide kami sepertinya heran. Muka saya jelas menunjukkan ekspresi tidak puas. Saya sampai bertanya lagi, apa masih ada spot yang bagus selain dua ini? Dia pun menyerah. Karena menurutnya dua spot ini yang paling bagus, maka ia bingung untuk menjawabnya. Kemudian kami pun memutuskan untuk mampir makan siang di sebuah pulau dengan pasir putih. Pasir di Kepulauan Karimun Jawa memang menawan putihnya. Warna airnya pun indah, hijau toska. Sayang sekali pemandangan bawah lautnya tidak semenawan bagian atasnya. Mungkin harus diving? Setelah makan siang, kami lanjut ke penangkaran hiu. Ini salah satu lokasi yang wajib dikunjungi di sini. Tempat ini menjadi sebuah penghiburan bagiku yang kecewa dengan pemandangan bawah laut tadi. Seperti namanya, ada dua kolam tempat menangkar hiu. Masing-masing kolam berisikan spesies hiu yang berbeda. Salah satu kolam berisi hiu dengan warna lebih gelap. Hiu di kolam ini cenderung tidak banyak bergerak. Hiu ini juga merupakan objek para wisatawan berfoto dekat-dekat. Di kolam sebelahnya, ada hiu jenis black tip. Hiu ini berwarna abu-abu muda dengan sedikit warna hitam di sirip atasnya. Hiu ini termasuk yang aktif berenang dan selalu mencoba mendekati objek yang memasuki kolam. Mereka terlihat lebih agresif. Walau dinamakan penangkaran, tetap saja ada rasa waswas ketika memasuki kolam. Ketinggian air berada di atas kepala meskipun saya sudah berjingkat pada dasar kolam. Hal ini cukup memicu adrenalin saya juga loh. Apalagi ketika hiu-hiu mencoba mendekat. Intinya ya tetap waspada karena meskipun di dalam penangkaran, bukan berarti mereka tidak bisa agresif. Nah, di kolam dengan hiu black tip ini lah ada anemone lengkap dengan ikan badutnya. Pastikan kalian mencari lokasi anemone dengan ikan badut ini ya. Tapi ingat, tetap waspada dengan hiu di sekitar kalian. Setelah puas di penangkaran, kami pun kembali. Kami tiba di pelabuhan tepat sebelum matahari tenggelam. Sebagai pelipur lara, alam menyuguhkan matahari terbenam yang luar biasa indah. Matahari begitu besar dan tidak ada awan yang menghalangi di cakrawala. Oh ya, untuk malam kedua kami pindah ke penginapan lain. Jauh lebih worth it. Dengan harga yang sama, fasilitas dan pelayanannya jauh lebih baik dibanding penginapan kami yang pertama. Keesokannya, kami masih mempunyai waktu setengah hari sebelum kembali ke Jepara. Kami memutuskan untuk menyewa motor dan berkeliling. Ternyata Pulau Karimun Jawa ini cukup luas! Naik motor saja cukup untuk membuat pantat kami sampai pegal dan itu belum semua tempat disambangi loh. Sayang kami sudah harus kembali ke Jepara. Manurut saya, Karimun Jawa cocok untuk yang gemar foto pemandangan. Untuk ukuran di pulau Jawa, putih pasir dan biru lautnya memang layak disambangi. Tapi, tidak dengan pemandangan bawah lautnya. Yah, saya jadi tidak sabar untuk segera menuju Dieng setelah ini. (NE)
|
Archives
July 2016
Categories
All
|